Peran Anak Madrasah Melawan Pendangkalan Akidah


Meluasnya pendangkalan akidah di Aceh semakin menjadikan bumi persada Teuku Umar menangis. Bahkan bukan hanya di sekolah umum, namun pendangkalan moral tersebut juga terjadi dikawasan madrasah, dan saat itulah status Anak Madrasah mulai dipertanyakan.

Jum'at, 04 Maret 2016 menjadi peristiwa yang bersejarah bagi kelompok kerja anak yang merupakan pelajar pilihan dari beberapa Madrasah di kecamatan Johan Pahlawan,  untuk bermusyawarah tentang rencana pembangunan di kabupaten Aceh Barat yang dipimpin oleh Ibu Gusharni,SH. 
Salah satu kesimpulan meeting tersebut adalah perlu adanya pembentukan tim independen yang khusus untuk mengawasi dan menindak lanjuti anak-anak yang terlibat dalam Narkoba dan perzinaan. Gerakan melawan pendangkalan akidah ini bermotto " Say No to the drugs, Aceh Barat... YES!!!". 

"Pelajar Madrasah adalah sayap-sayap sang garuda, generasi brilliant bangsa, kita bukanlah produk gagal, harus mampu menjadi kebanggaan. Maju terus aceh barat, junjung tinggi sila bangsa, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" , kata penyemangat dari salah satu Siswi MAN Meulaboh-I yang menghadiri rapat Musrenbang tersebut. 

Musyawarah tersebut bertujuan agar terciptanya generasi bangsa yang dapat diandalkan dan melahirkan pelajar yang berkualitas dikawasan Aceh barat. Hasil keputusan rapat tersebut akan di bahas dalam pertemuan selanjutnya di Kantor Bappeda kabupaten Aceh Barat pada hari Rabu, 16 Maret 2016. 

2 Responses to "Peran Anak Madrasah Melawan Pendangkalan Akidah"